Pesawat Terbang

Qion tidak dapat berjalan atau berlari seperti anak-anak lainnya karena ia lumpuh. Qion selalu meminta permohonan pada pesawat untuk membawanya jalan.

Pada suatu hari yang cerah di sebuah kota kecil di pedesaan, terdapat seorang anak yang sangat suka melihat pesawat terbang di langit. Namun sayangnya, Qion tidak dapat berjalan atau berlari seperti anak-anak lainnya karena ia lumpuh. Ia harus mengandalkan kursi roda untuk bergerak ke mana-mana. Meskipun demikian, ia tetap senang ketika melihat pesawat terbang di langit.

Setiap kali pesawat terbang lewat, Qion selalu meminta permohonan pada pesawat untuk membawanya jalan-jalan. Impian Qion adalah dapat melihat dunia dari atas pesawat seperti orang lain yang dapat berjalan-jalan. Namun sayangnya, teman-teman sebayanya selalu meremehkan impian itu dan menganggap bahwa impian tersebut tidak mungkin terwujud.

Qion merasa sedih dan kesepian. Ia tidak bisa bermain dan berjalan-jalan seperti teman-temannya. Namun, ia tidak pernah menyerah untuk mewujudkan impian tersebut. Ia terus meminta permohonan pada setiap pesawat yang lewat, berharap suatu saat permohonannya akan terkabul.

Suatu hari, Qion bercerita kepada teman-temannya tentang impiannya untuk jalan-jalan dan melihat dunia dari atas pesawat.

"Kalian tahu nggak, aku punya impian untuk jalan-jalan dan melihat dunia dari atas pesawat," kata Qion pada teman-temannya.

Namun sayangnya, teman-temannya tidak mempercayai impiannya dan justru meremehkannya.

"Ngapain sih impian yang nggak mungkin terwujud? Kamu kan nggak bisa berjalan," kata salah satu temannya sambil tertawa.

Qion merasa sedih dan kecewa dengan sikap teman-temannya.

"Aku cuma ingin mewujudkan impianku. Kenapa kalian harus selalu meremehkanku?" kata Qion dengan suara sedih.

Namun ia tetap gigih dan meminta permohonan kepada setiap pesawat yang lewat agar bisa jalan-jalan di atas pesawat suatu saat nanti. Namun sayangnya, hal ini membuat teman-temannya semakin kesal dan tidak suka dengan Qion.

"Ngapain sih ngomong sama pesawat? Bodoh banget," kata salah satu teman Qion dengan suara sinis.

Suatu hari, ketika Qion sedang duduk di kursi rodanya di lapangan sekolah, tiba-tiba teman-temannya datang mengelilinginya dan mulai merundungnya. Mereka menertawakan dan mengolok-olok Qion karena ia tidak bisa berjalan. Bahkan, salah satu temannya menendang kursi roda Qion hingga ia tersungkur.

"Kalian ngapain sih?" tanya Qion dengan suara takut.

Mereka menertawakan dan mengolok-olok Qion karena ia tidak bisa berjalan.

"Kalian itu jahat banget! Nggak usah kayak gitu dong," kata Qion dengan suara sedih.

Qion merasa sangat sakit dan terluka baik secara fisik maupun mental. Ia merasa bahwa dirinya tidak dihargai dan dianggap lemah oleh teman-temannya. Namun, ia tetap berusaha untuk memaafkan mereka dan tidak membalas perlakuan buruk mereka.

Namun, hidup tidak selalu berjalan lancar seperti yang diinginkan. Beberapa cobaan menimpa Qion. Ia sering dirundung cemoohan dan ejekan dari teman-temannya yang menganggapnya lemah dan tidak berguna. Qion juga sering merasa kesepian karena tidak punya teman yang bisa diajak bermain.

Namun, keberuntungan akhirnya datang pada Qion. Ada seorang pilot yang sering melihatnya ketika ia meminta permohonan kepada pesawat. Pilot tersebut merasa terkesan dengan semangat Qion dan ingin membantu mewujudkan impiannya. Setelah beberapa kali bertemu, pilot itu mengajak Qion jalan-jalan dengan pesawatnya.

"Kamu punya impian untuk jalan-jalan di atas pesawat? Aku bisa membantumu mewujudkannya," kata pilot tersebut dengan senyum ramah.

Qion merasa sangat senang dan bahagia. Ia bisa melihat dunia dari ketinggian yang berbeda dan merasakan sensasi yang belum pernah dirasakannya sebelumnya. Selama perjalanan, Qion belajar banyak hal tentang pesawat dan penerbangan dari pilot tersebut.

Setelah perjalanan selesai, Qion merasa lebih percaya diri dan bahagia. Ia merasa bahwa ia memiliki kemampuan dan keberanian untuk mewujudkan impian-impiannya yang lain. Ia juga merasa lebih dihargai oleh teman-temannya karena ia telah melakukan hal yang dianggap tidak mungkin oleh mereka.

Anak yang lumpuh itu berhasil mewujudkan impian untuk jalan-jalan di atas pesawat, ia sangat senang dan bahagia bisa melihat pemandangan dari ketinggian yang berbeda. Namun sayangnya, ketika ia kembali ke sekolah, teman-temannya masih meremehkannya dan selalu bicara dengan nada tak suka.

Qion merasa sedih dan kesal dengan sikap teman-temannya, namun ia tetap bertahan dan terus berusaha membangun kepercayaan dirinya. Ia berusaha untuk tidak merespon ejekan dan mengabaikan sikap buruk dari teman-temannya.

Suatu hari, ketika Qion sedang duduk di kursi rodanya di kantin sekolah, tiba-tiba datang teman-temannya yang pernah merundungnya.

"Kamu itu kenapa sih? Kok sok akrab banget ya sama pilot tadi?" tanya salah satu temannya dengan nada sinis.

Qion merasa terpukul dan sedih dengan sikap teman-temannya, namun ia memilih untuk tetap tenang dan berbicara dengan baik.

"Aku hanya ingin berbagi pengalaman yang baru saja aku alami tadi. Pemandangan dari atas pesawat itu sungguh indah dan mengagumkan," kata Qion dengan suara lembut.

Namun sayangnya, teman-temannya masih tidak mengerti dan terus saja mengejek Qion.

"Ya iyalah kamu senang, kan kamu nggak pernah bisa melihat pemandangan seperti itu sebelumnya," kata salah satu temannya sambil tertawa.

Qion merasa kesal dan tidak suka dengan sikap teman-temannya, namun ia tetap berusaha untuk tidak membalas perlakuan buruk mereka.

Beberapa hari kemudian, Qion berusaha mendekati teman-temannya dan menceritakan pengalamannya dengan lebih jelas. Ia menceritakan betapa indahnya pemandangan dari atas pesawat dan betapa ia bersyukur dapat mengalami hal itu.

Teman-temannya yang tadinya merasa tidak suka dan meremehkan Qion mulai merasa menyesal dan berubah sikapnya. Mereka menyadari bahwa sikap buruk mereka selama ini tidak pantas dan mereka meminta maaf kepada Qion.

"Kami minta maaf, sudah salah memperlakukanmu sebelumnya. Kami menyadari bahwa kamu orang yang hebat dan kami ingin menjadi temanmu," kata salah satu teman Qion dengan rasa malu.

Qion merasa sangat senang dan bahagia karena akhirnya teman-temannya mengerti dan mau menerima dirinya apa adanya. Mereka akhirnya berteman dan saling mendukung satu sama lain. Qion juga mengajarkan kepada teman-temannya bahwa setiap orang berhak memiliki impian dan kita harus saling mendukung untuk mewujudkan impian tersebut.

"Kok kita enggak diajak?" canda salah satu temannya.

"Iya nanti kalau ada kesempatan lain kita bisa pergi bareng-bareng. Tapi yang ingin aku sampaikan adalah betapa indahnya pemandangan dari atas pesawat dan betapa bersyukurnya aku bisa mengalami itu."

Dari pengalaman tersebut, Qion belajar bahwa tidak ada yang tidak mungkin jika kita memiliki tekad dan semangat yang kuat. Impian yang besar bisa terwujud jika kita berusaha keras dan tidak pernah menyerah. Dan yang terpenting, ia belajar bahwa kebahagiaan dan keberhasilan bukan hanya tentang memiliki kemampuan fisik, tapi juga tentang memiliki semangat dan tekad yang kuat untuk mencapai tujuan hidup kita.

Amanat:

Jangan meremehkan atau mengolok-olok orang lain yang memiliki kondisi atau keadaan yang berbeda. Setiap orang memiliki hak yang sama untuk dihargai dan dihormati, tanpa memandang latar belakang atau kondisi fisiknya.

Kita harus memperjuangkan impian kita, meskipun orang lain mungkin tidak memahami atau meragukannya. Kita tidak boleh menyerah atau mengubah impian kita hanya karena tekanan atau ejekan orang lain.

Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan kita harus menerima dan menghargai keadaan tersebut. Kita harus saling membantu dan mendukung satu sama lain untuk meraih tujuan dan impian kita.

Perlakuan buruk atau bullying terhadap orang lain dapat memberikan dampak negatif yang sangat besar, baik secara fisik maupun mental. Oleh karena itu, kita harus selalu memperlakukan orang lain dengan baik dan tidak menyakiti orang lain dengan kata-kata atau tindakan yang tidak menyenangkan.

Ada orang-orang yang siap membantu dan mendukung kita untuk mencapai impian kita. Kita harus terbuka dan mau menerima bantuan dari orang-orang yang peduli dan siap membantu kita mewujudkan impian kita.

Quotes:

"Ketika orang lain meragukan impianmu, jangan takut untuk tetap berjuang. Percayalah, jika kita mau berusaha dan berdoa, impian kita pasti akan tercapai."

"Keberhasilan bukanlah milik orang yang sempurna, tetapi milik orang yang terus berusaha dan tidak menyerah."

"Kita tidak bisa memilih keadaan atau kondisi yang kita miliki, tetapi kita bisa memilih untuk tetap berjuang dan bahagia meskipun dalam keterbatasan."

"Kita harus belajar untuk menerima kekurangan kita sendiri dan orang lain, karena hanya dengan saling menerima dan menghargai, kita bisa hidup dengan damai dan bahagia."

Gadis cerah 80% (っ.❛ ᴗ ❛.)っ♡

Posting Komentar

© Karya Skydisa. All rights reserved. Developed by Jago Desain