Suatu hari, ratu panda tergoda oleh keinginannya untuk memiliki kekuasaan yang lebih besar daripada yang sudah dimilikinya. Dia mengkhianati Dewa yang telah memberikan mereka keberuntungan dan kekayaan. Dia memutuskan untuk mencuri permata sakti dari kuil Dewa tersebut.
Saat malam telah tiba dan semua orang di kerajaan panda sudah tidur, Ratu Panda yang tergoda oleh keinginan untuk memiliki kekuasaan yang lebih besar, merencanakan untuk mencuri permata sakti dari kuil Dewa.
Dia memakai pakaian hitam yang lembut dan memasuki kuil tersebut dengan diam-diam. Dia berjalan dengan hati-hati, menjaga agar suaranya tidak terdengar. Setelah mencari-cari di sekitar kuil, dia akhirnya menemukan permata sakti yang ditempatkan di atas sebuah altar.
Ratu dengan cepat mengambil permata sakti itu dan merasa senang dengan berhasilnya aksinya. Namun, saat dia hendak keluar dari kuil, tiba-tiba lampu di kuil tersebut menyala dan Dewa muncul di depannya dengan tatapan marah yang tajam.
"Ratu Panda, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Dewa dengan suara yang menakutkan.
Ratu Panda merasa ketakutan dan mulai merasa bersalah atas perbuatannya. Namun, ia tidak ingin dihukum oleh Dewa. Jadi, dia mencoba untuk memberi alasan.
"Aku hanya ingin melihat-lihat kuil ini. Aku tidak bermaksud mencuri permata saktimu," kata Ratu Panda dengan suara gemetar.
Dewa tidak percaya dengan alasan yang diberikan oleh Ratu Panda. Dia mencoba untuk mengambil kembali permata sakti yang telah dicuri, tetapi Ratu Panda tidak mau menyerahkannya.
"Aku sudah mencuri permata saktimu, dan tidak akan kusia-siakan kesempatan ini," kata Ratu Panda dengan tegas.
Dewa marah dan menyadari bahwa Ratu Panda benar-benar ingin memperoleh kekuasaan yang lebih besar. Dia pun mengutuk Ratu Panda dan seluruh kerajaan panda, memberikan mereka kantung mata yang hitam sebagai tanda kutukan. Dewa kecewa, ia rela untuk tidak tidur bermalam-malam hingga matanya menghitam hanya karena ingin mengabulkan setiap keinginan Ratu dan rakyat panda atas kesejahteraan hidup mereka. Dia mengutuk ratu dan seluruh kerajaan panda dengan memberikan mereka kantung mata yang hitam, sehingga mereka terlihat seperti panda yang kelelahan. Setiap kali mereka melihat ke dalam cermin, mereka akan diingatkan bahwa tindakan jahat akan selalu berakhir dengan kehancuran.
Ratu merasa takut dan menyesal atas perbuatannya. Dia berusaha meminta maaf pada Dewa, tapi sudah terlambat. Kutukan tersebut telah ditetapkan dan tidak dapat dibatalkan. Ratu panda hidup dengan rasa bersalah dan rasa malu, dan merasakan konsekuensi dari perbuatannya selama sisa hidupnya.
Setelah kutukan Dewa diberikan pada Ratu Panda dan seluruh kerajaan panda, mereka terkejut dan bingung melihat kantung mata mereka yang tiba-tiba berubah warna menjadi hitam. Awalnya mereka merasa kesal dan kecewa dengan kutukan tersebut, namun, setelah mengetahui bahwa kutukan tersebut diberikan karena pengkhianatan Ratu Panda, mereka menjadi sangat marah.
Semua panda berkumpul di istana, dan dengan suara lantang mereka mengecam Ratu Panda atas perbuatannya. Mereka merasa dikhianati oleh ratu mereka sendiri, dan merasa kesal dan marah dengan kutukan yang diberikan oleh Dewa.
"Sudah cukup, Ratu Panda! Kamu merusak kerajaan kita dengan tindakanmu yang kejam dan berdosa. Kita semua menderita akibat perbuatanmu," kata salah satu panda dengan suara yang tegas.
Panda lainnya mengangguk dan menunjukkan rasa setuju mereka dengan perkataan tersebut. Mereka semua merasa tidak adil karena harus menderita akibat kesalahan Ratu Panda.
Ratu Panda merasa malu dan sedih atas apa yang telah dia lakukan. Dia tidak bisa menyangkal bahwa dia bersalah dan tahu bahwa dia harus menerima kritik dari seluruh kerajaan panda.
"Aku minta maaf, aku sangat menyesal atas apa yang telah aku lakukan. Aku berjanji akan berubah dan memperbaiki kesalahanku," kata Ratu Panda dengan suara yang penuh penyesalan.
Namun, ratu itu belajar dari kesalahan dan mulai berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Dia meminta maaf pada seluruh kerajaan dan memimpin mereka dengan bijak. Dalam waktu yang singkat, kebahagiaan dan kekayaan kembali ke kerajaan panda. Namun, kutukan yang diberikan oleh Dewa tetap ada, mengingatkan mereka bahwa tindakan jahat akan selalu mendatangkan akibat buruk.
Karena rasa penyesalan yang begitu besar, sang Ratu akhirnya mencongkel kedua matanya. Ini menjadi bentuk penyesalan yang bisa ia lakukan untuk menebus kutukan yang menimoa ia dan rakyatnya.
"Penglihatanku kini sudah gelap, seperti dengan lingkaran hitam di mata kita semua. Aku harap, cukup sampai disini kegelapan yang kita terima, selanjutnya mari hidup di kehidupan selanjutnya yang terang benderang!" teriaknya pada semua penduduk panda.
Dari sinilah, setiap kali kamu melihat seekor panda dengan kantung mata hitam, kamu akan diingatkan tentang cerita ini dan bagaimana satu tindakan buruk dapat mengakibatkan kehancuran bagi banyak orang.
