Mencari Damai dalam Kematian

Soraya adalah seorang gadis muda yang tinggal di sebuah desa kecil yang terletak di daerah pegunungan. Setiap malam, Soraya sering mendengar cerita misterius tentang seorang gadis hantu yang muncul di malam hari. Cerita itu telah beredar lama di antara penduduk desa, tetapi tidak ada yang tahu pasti siapa atau apa sebenarnya gadis hantu tersebut.

Suatu malam, Soraya memutuskan untuk mencari tahu sendiri tentang gadis hantu itu. Dia berjalan-jalan di sekitar desa pada tengah malam dan mencoba mencari tahu apakah cerita tentang gadis hantu itu benar adanya atau hanya cerita rumor saja. Setelah beberapa saat berjalan, Soraya merasa kelelahan dan memutuskan untuk beristirahat di sebuah bangunan tua yang tampaknya ditinggalkan.

Namun, saat Soraya beristirahat di dalam bangunan itu, dia merasa ada yang janggal dalam hatinya. Ia nampak tak nyaman, gelisah menyelimuti pikirannya. Bayangan demi bayangan kemudian berpintas di kepalanya.

“Aku bisa merasakannya.”

Soraya menebak-nebak, apakah gadis hantu itu ada di dekatnya? Ia merinding; merasakan aura yang begitu dekat dengannya. Dalam otak, disaksikannya rangkaian peristiwa mengenaskan itu. Tenggelam, tenggelam, hingga ia menangis; larut dalam ketakutan.

“Apa ini caramu bercerita?” tanya Soraya, entah pada siapa. Tetapi, ia berharap bahwa sang gadis hantu dapat mendengarnya.

Soraya semakin penasaran dan mencoba mencari tahu lebih banyak tentang gadis hantu itu. Dia mulai mengumpulkan informasi dari penduduk desa, termasuk dari keluarga dan teman-teman gadis malang itu. Dia mengumpulkan informasi tersebut dengan harapan dapat membantu mengungkap misteri di balik keberadaan gadis hantu itu.

Namun, semakin Soraya mencari tahu, semakin banyak rasa ketakutan yang dirasakannya. Dia mulai merasa bahwa dirinya sangat terikat dengan gadis hantu itu. Tetapi, ingatannya rabun; siapa gadis hantu itu? 

Semakin banyak cerita yang masuk ke telinga Soraya, kepalanya mulai sakit. Satu persatu pecahan cerita mulai terangkum di bilik ingatannya. Hingga satu detik kemudian, Soraya membelalakan matanya besar. 

“Ayah!?”

Air matanya mulai berlinang. Satu-satunya air sejuk yang membuat hatinya panas. Fakta-fakta yang diceritakan penduduk, mengerucut pada satu kenangannya yang begitu pelik.

“Ayah mencekik aku.” 

Yang ia cari-cari adalah dirinya sendiri. Ia mengasihani gadis hantu yang sebenarnya adalah dirinya sendiri. Soraya sedih, tetapi hantu yang menangis hanya akan menjadi kisah pilu dan seram bagi anak-anak di desa. Ia mulai tersenyum, ia harus sadar kini alamnya telah berbeda. Dengan segenap hati, ia meminta maaf kepada penduduk desa karena telah menghantui mereka; dengan membuat bunga-bunga bermekaran di pagi esok. Ia berjanji, ia tidak akan berkeliaran lagi.

Hari demi hari, Soraya semakin menyadari bahwa dirinya sebenarnya adalah gadis hantu itu. Ia mulai terbangun dari dunia yang ia pikir sebagai kenyataan. Dia akhirnya menyadari jika dia sebenarnya telah mati selama beberapa tahun, dan bahwa semua orang yang dikenalnya, termasuk keluarganya, sebenarnya tidak lagi ada di dunia ini.

Kenyataan bisa sangat tidak terduga, dan kadang-kadang seseorang tidak bisa membedakan antara kenyataan atau imajinasi. Juga menunjukkan bahwa kebenaran sulit diterima dan sebuah misteri bisa memiliki dampak yang cukup membingungkan bagi seseorang yang terlibat di dalamnya.

Setelah Soraya menyadari bahwa dia adalah hantu, dia merasa sangat bingung dan tidak tahu harus berbuat apa. Dia merasa seperti telah terjebak dalam dunia antara hidup dan mati. Namun, dia menyadari bahwa dia harus bergerak maju dan menemukan cara untuk berdamai dengan kenyataan bahwa dia telah meninggal.

Kematian yang dialaminya membuatnya mengalami trauma yang mendalam dan melupakan identitas aslinya. Soraya akhirnya menyadari bahwa satu-satunya cara untuk menemukan kedamaian adalah dengan menerima kematian dan memaafkan ayahnya yang telah membunuhnya. Dia juga harus mengakui kebenaran tentang identitas aslinya dan melepaskan keduniawian yang membuatnya terus menghantui desa.

“Aku akan menjadi hantu yang paling bahagia!”

Soraya memutuskan untuk mengunjungi tempat-tempat yang pernah dia kunjungi saat masih hidup, dan mencoba mencari jawaban atas kematian tragisnya. Dia juga memutuskan untuk menemui ayahnya yang telah membunuhnya dan mencoba memahami mengapa dia melakukannya.

Saat Soraya menemui ayahnya, dia merasa kesedihan dan kemarahan yang mendalam. Namun, saat dia melihat ayahnya dengan mata spiritualnya, dia menyadari bahwa ayahnya sendiri juga telah meninggal dunia dan berada di dunia roh. Soraya merasa kasihan dan memilih untuk memberikan pengampunan pada ayahnya.

Setelah menemukan kedamaian dengan kematian dan memberikan pengampunan pada ayahnya, Soraya merasa lebih tenang dan siap untuk melanjutkan perjalanannya ke dunia lain. Dia memutuskan untuk meninggalkan desa kecil itu dan mencari tempat di dunia roh yang baru.

Meskipun terlihat menakutkan dan membingungkan, Soraya belajar bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya, dan bahwa ada cara untuk menemukan kedamaian di dunia roh. Cerita ini menunjukkan bahwa kenyataan kadang-kadang bisa sangat membingungkan dan sulit diterima, tetapi dengan keberanian dan tekad, seseorang dapat menemukan kedamaian bahkan dalam situasi yang paling sulit.

“Terima kasih, dunia! Sampai jumpa lagi!”

Amanat Cerita:

Cerita ini memberikan pesan yang kuat tentang kesadaran dan penerimaan, tentang bagaimana menerima kenyataan yang sulit dan melupakan masa lalu untuk bisa maju ke depan. Soraya juga menunjukkan bahwa terkadang kebenaran bisa sangat sulit diterima, tetapi dalam akhirnya, itu adalah satu-satunya cara untuk menemukan kedamaian dan kebahagiaan.

Quotes:

"Kebenaran bisa sangat sulit diterima, tetapi dalam akhirnya, itu adalah satu-satunya cara untuk menemukan kedamaian dan kebahagiaan."

"Terkadang, satu-satunya cara untuk menemukan kedamaian adalah dengan menghadapi rasa takut dan membebaskan diri dari masa lalu yang menyakitkan."

"Ketika kita terbangun dari dunia yang kita pikir sebagai kenyataan, kita dapat menyadari bahwa segalanya mungkin tidak seperti yang kita kira."

"Ketakutan terbesar bukanlah pada misteri yang belum terpecahkan, melainkan pada kenyataan yang sebenarnya tersembunyi di balik misteri tersebut."

Aku hanya Entitas tak nyata tetapi ingin diakui keberadaanya.

Posting Komentar

© Karya Skydisa. All rights reserved. Developed by Jago Desain